Sabtu, 1 Oktober 2011

Ujian Penghapus Dosa

Allah telah menjadikan musibah sebagai tanda untuk naik ke makam yang lebih tinggi, sekaligus menghapuskan dosa-dosa orang beriman dan sebagai sebab untuk mendapat ganjaran pahala yang besar. Ada beberapa hadith Nabi yang menyeru umat Islam supaya tahan berhadapan dengan musibah yang paling buruk kerana sebagai balasannya nanti di akhirat adalah pahala yang besar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
" Semua yang menimpa orang Islam seperti keletihan, penyakit, kedukaan, kesedihan, kesakitan dan perkara yang tidak disukai, bahkan termasuk duri yang dipijaknya, melainkan sebagai gantinya Allah menghapuskan dosa-dosanya." (HR. Bukhari)
"Sesiapa yang dikehendaki Allah memperolehi kebaikan, mesti lebih dahulu mengalami musibah." (HR. Bukhari)
"Musibah-musibah yang berterusan menimpa orang miskin, sama ada menimpa dirinya atau anaknya atau hartanya, hinggalah pada akhirnya ketika ia bertemu dengan Allah tidak ada lagi dosanya. (HR. Tirmizi)
Rasulullah SAW pernah ditanya: Siapakah orang yang paling hebat menerima musibah? Baginda menjawab: "Para Nabi, lalu orang-orang yang yang ketaatannya mendekati para Nabi dan demikianlah seterusnya. Ujian yang diterima seseorang sesuai dengan tinkat imannya, jika imannya kuat, maka ujian yang diterimanya pula sukar, jika imannya lemah, maka ujian yang menimpanya sesuai dengan kelemahan imannya itu. Ujain demi ujian terus akan menimpa diri orang yang beriman, hinggalah segala dosanya diampuni. Sebab walau bagaimanapun hebatnya keimanan seseorang, pasti mereka ada melakukan dosa walaupun kecil".
Mengenai pahala yang akan diterima oleh orang-orang yang bersabar ketika menimpa musibah, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman: Jika Au menguji hambaKu (membutakan) kedua-dua matanya, lalu ia sabar maka Aku akan mengantikan baginya gengan syurga". (HR. Bukhari)
Orang-orang yang sabar dalam menerima musibah telah dijanjikan Allah SWT akan mendapat pahala yanng besar. Sebagaimana firman Allah SWT yang bermaksud, " Dan sesungguhnya Kami pasti mencuba kamu dengan rasa takut, lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan gembirakanlah orang-orang yang sabar, yakni orang yang jika mengalami musibah, mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan akan kembali kepadaNya. Mereka itulah orang-orang yang beroleh keberkatan dan rahmat Tuhan dan diberi petunjuk." (Al-Baqarah: 155-157)
Wahai Ukhti Muslimah, terdapat tiga berita gembira yang ditunjukkan Allah kepada orang-orang yang sabar iaitu:
Beroleh ampunan dari Allah
Beroleh rahmat dari Allah
Dimasukkan Allah ke dalam golongan orang yang beroleh petunjuk (hidayah).
Di dalam Al-Quran Allah SWT telah mengajar kita supaya mengucap kalimat "Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un" ketika mengalami musibah. Disunatkan mengucapkan kalimat tersebut setiap kali ditimpa musibah, dari yang paling besar hinnga musibah terkecil, seperti terpijak duri dan sebagainya.
Dalam tujuan yang sama sebuah hadith Rasulullah SAW telah menjelaskan yang bermaksud: Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu membaca ayat yang diperintahkan Allah SWT "Inna Lillahi Wa Inna Illaihi Raji'un, Allahumma ajirni fi mushibati wakhluf li khairan minha" (Sesungguhnya Kami milik Allah dan akan kembali kepadaNya, ya Allah berilah pahala atas musibah ini dan tukarkanlah dengan yang lebih baik daripadanya) melainkan Allah SWT memberikan pahala dan menukarkan dengan yang lebih baik baginya." (HR. Muslim)
Bacaan tersebut mengandungi penawar bagi apa juga bentuk musibah jika diamalkan dan dihayati sepenuh jiwa kerana didalamnya terkandung pengakuan yang penting terhadap dua hal:
> Pengakuan diri sendiri, anak, suami, isteri dan seluruh harta adalah milik Allah SWT. Seseorang tidak memiliki semuanya itu melainkan atas dasr amanah yang diberikan kepadanya oleh Allah SWT.
> Akhir semua manusia adalah kepada Allah SWT samada cepat atau lambat, yang pasti manusia diciptakan ia tidak mempunyai apa-apa, tiada keluarga dan harta. Maka seperti itu jugalah kelak ketika manusia bertemu dengan Tuhannya. Jika ada yang mendampinginnya, maka itu adalah amalnya ketika di dunia. Firman Allah SWT yang bermaksud: "Dan sesungguhnya kamu datang menemui Kami bersendirian sebagaimana Kami ciptakan kamu juga sendiri-sendiri dan kurnia yang Kami berikan itu akan tinggal di dunia." (Al-An'am: 94)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan